PENGGUNAAN GIS DALAM BENTUK 3D UNTUK MENGANALISIS BANGUNAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

Rita Machete , Ana Paula Falc˜ao , M. Gl´oria Gomes , A. Moret Rodrigues


Latar Belakang
lebih dari separuh penduduk dunia tinggal di kota dan sekitar 75% dari populasi yang akan tinggal di perkotaan pada tahun 2050. mengakibatkan kota harus bisa meningkatkan pemasokan energy litrik yang lebih besar karena penduduk yang semakin bertambah dan kebutuhan listrikpun meningkat. dengan adanya konsep pemanfaat bangunan sebagai pembangkit listrik dengan tenaga surya kedepannya bisa menjadi alternative untuk menangani masalah kebutuhan listrik yang semakin meningkat pesat.

1.      Pilih elemen dasar (membangun jejak, infrastruktur jalan dan DTM) dan atributnya;
2.      Menetapkan aturan dan menerapkannya ke elemen dasar menggunakan atribut characterizing;
3.      Menghasilkan lingkungan dan model analisis.

Insiden Radiasi Matahari

Case study

CU1, terkait dengan kepadatan yg tinggi, bangunan midrise multifamily dan campuran antara tipologi atap datar dan miring adalah unit seluler yang menyajikan karakteristik yang lebih kompleks untuk implementasi potensi tenaga surya.
CU2 dan CU3, blok bangunan dan pola jalan menawarkan persen lebih besar dari area ruang terbuka. Dan dengan demikian, efek bayangan di sekitar bangunan lebih sedikit.
CU3, dengan kepadatan penduduk yang rendah, ruang yang cukup di antara bangunan dan orientasi fasad selatan yang lebih dominan menghadirkan solusi terbaik untuk mencapai keseimbangan antara produksi dan konsumsi energi surya.
Menurut lokasi geografis dan kondisi akses matahari di Portugal, atap bangunan dan orientasi fasad terbaik untuk instalasi sistem PV adalah selatan.

Produksi energi tahunan oleh sistem PV telah dihitung dengan mengadopsi metodologi yang diuraikan olehAmado & Poggi (2012). Demikian pula konsumsi energi yg sangat terkait dengan bentuk perkotaan dan juga faktor-faktor variabel lain seperti aspek konstruktif dan geometris bangunan atau perilaku pengguna.

BUILDING ENERGY SIMULATION IN MANHATTAN



Hasil dan Diskusi

Hasil yang diperoleh dengan pendekatan 2.5D dan 3D di blok kota, dengan menggunakan model surya yang sesuai - Area Radiasi Matahari (ASR) dan Insiden Radiasi Matahari (ISR). Hasil yang didapat hanya dari atap bangunan, karena keterbatasan pendekatan 2.5D mengenai permukaan vertikal. Perhitungan radiasi matahari dalam pendekatan 3D (ISR) memanfaatkan file cuaca, berpotensi lebih cenderung memberikan prediksi yang lebih realistis, yang juga merupakan aspek yang mendukung model ISR untuk melakukan studi potensial matahari.

Kesimpulan

Dalam studi tentang potensi energi surya bangunan perkotaan, di mana seluruh bangunan harus dianalisis, bukan hanya atap, pendekatan 3D lebih efektif daripada pendekatan 2 D; pendekatan 3D memiliki keuntungan dari pengelompokan permukaan vertikal (fasad) di daerah dasar dan dengan demikian memungkinkan studi rinci insiden radiasi matahari pada fasad; Matahari terbukti sangat bergantung pada lingkungan binaan, dengan situs tersebut topografi menjadi faktor yang paling berpengaruh kedua; membandingkan hasil simulasi dengan dan tanpa perkotaan konteks (relief dan bangunan sekitarnya)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-Macam Skala Peta

PERAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM BIDANG SOSIAL BUDAYA

Resume Materi Smart City di Indonesia