URBANISASI YANG TERKAIT DENGAN POLA PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN DI MASA LALU DI PINGGIRAN KOTA DARI MEGA-KOTA DELTA ASIA: STUDI KASUS DI BANGKOK



United Nations mengatakan bahwa urbanisasi di negara berkembang berjalan sangat cepat. Proses urbanisasi yang cepat ini biasanya hanya dilihat dari sudut pandang sosial ekonomi saja sedangkan pola-pola pengembangan ruang skala mikro seperti alih fungsi pola lahan pertanian menjadi lahan perkotaan  tidak diinvestigasi lebih dalam. (McGee, 1991, 1995)
Banyak mega-kota Asia terletak di delta (Yeung, 2001) yang terbentuk selama perubahan permukaan laut global pada periode Kuarter akhir. Lingkungan delta terus berubah dengan cepat, bukan hanya karena proses suplai sedimen alami, tetapi akibat dari tindakan manusia. Budidaya pertanian padi merupakan lahan pertanian yang dominan di delta Asia musiman.
Takaya (1987) menjelaskan bahwa delta tidak benar-benar cocok untuk budidaya awalnya, namun akibat pengembangan teknologi rekayasa pertanian yang pesat maka telah membantu para masyarakat untuk menaklukkan kondisi lingkungan delta agar lahan yang sebelumnya dianggap tanah kosong kini dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif.
Transisi dari sawah ke lahan perkotaan berarti hilangnya daerah retensi banjir, yang sering menyebabkan terjadinya bahaya banjir (Haruyama, 1990). Oleh karena itu, investigasi terperinci terhadap perubahan tata guna lahan dengan estimasi kuantitatif hilangnya kapasitas penggenangan karena penurunan sawah penting untuk perencanaan daerah dengan mempertimbangkan bahaya banjir.
Studi ini menjelaskan distribusi spasial perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian ke bentuk saat ini, dan memeriksa perubahan terkait pada distribusi vertikal dari tipe penggunaan lahan baru selama sekitar setengah abad di pinggiran perkotaan delta Asia mega-kota Bangkok, Thailand.

  • Terletak di bagian timur laut kota
  • Elevasi rata-rata 2 m
  • Jenis tanah lempung tanah liat yang bersifat asam  terutama di bagian utara daerah penelitian (tidak menguntungkan)
  • Daerah terluar dari urbanisasi baru baru ini

METODE PENELITIAN
1. Sumber data
v  Membuat peta penggunaan lahan dari foto udara/citra satelit dengan digitasi manual menggunakan perangkat lunak GIS, TNTmips versi 6.5.
        Pertama, penggunaan lahan lama dan baru secara keseluruhan lokasi studi menggunakan citra 1:40 000 di 1952 dan 1:50 000 di 1998.
        kedua, kedua sampel site yakni di system khlong linear dengan lahan pertanian kotak besar dan pada system khlong irregular dan lahan pertanian irregular menggunakan citra 1:50.000 di 1967, 1:15.000 di 1979, 1:20.000 di 1987, dan 1:20 000 di 1995.
        untuk mengklasifikasikan perumahan dilakukan secara survey lapangan.

v  Melakukan pengukuran elevasi sebanyak 595 titik elevasi sesuai jenis penggunaan lahan, serta menggunakan laser 400LH untuk mengukur derajat dan ketinggian
  • Mewawancarai warga sekitar serta instansi pemerintah setempat terkait sejarah lokasi studi dan bencana banjir yang pernah terjadi.
TEKNIK ANALISIS

MELAKUKAN PERHITUNGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN (MENGGUNAKAN ARCGIS)
Kami menghitung area perubahan penggunaan lahan dengan overlay peta penggunaan lahan digital di setiap periode menggunakan perangkat lunak GIS, ArcView versi 3.2
MENGANALISIS HUBUNGAN ANTARA JENIS PENGGUNAAN LAHAN DENGAN ELEVASI
Menguji hubungan antara level lahan dan tipe penggunaan lahan dengan beberapa perbandingan menggunakan uji U Mann-Whitney dengan koreksi Bonferroni (P <0,05)
MENGHITUNG VOLUME PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN
Kami menganggap tingkat sawah sebagai level lahan asli. Kami mengambil perbedaan antara ini dan elevasi rata-rata dar i masing-masing tipe penggunaan lahan, kedalaman kolam, dan kedalaman khlong (diperkirakan berdasarkan survei lapangan).
HASIL
1. Perubahan Penggunaan lahan dari tahun 1952 – 1988

Sebagian besar wilayah studi tertutup oleh sawah pada tahun 1952, dan pemukiman manusia hanya terletak di sepanjang khlongs. Bagian utara dihuni dengan sawah besar dan grid khlong yang memotong jalur air alami, sedangkan bagian selatan diduduki dengan sawah kecil dan rerumputan yang rumit sebagai perluasan bekas aliran sungai. Perbedaan ini mencerminkan perbedaan waktu reklamasi.
Pada tahun 1998, wilayah studi hampir ditutupi oleh daerah-daerah yang dibangun, yang memiliki kecenderungan untuk meningkatkan luas dan kepadatan dari timur ke barat. dalam jenis bangunan antara utara dan selatan. Perumahan di bagian utara wilayah studi terutama townhouse, tetapi di bagian selatan, terutama perumahan kumuh.

2. Perubahan penggunaan lahan  secara mendetail pada dua tempat sampel
Pada situs khlong linear utara, proses pengembangan dominan adalah dari sawah besar (kadang-kadang dengan cara kebun) ke townhouse. Namun, di daerah selatan yang tidak teratur, proses dominasi adalah dari sawah-sawah kecil ke bangunan-bangunan individual atau perumahan kumuh.

Perubahan penggunaan lahan di situs khlong linear utara
Pada tahun 1967, sebelum urbanisasi, hanya sawah besar dan khlong linear yang dibatasi oleh rumah khlong yang ditemukan. Jalan hanya ada di selatan, sehingga orang-orang lokal melakukan perjalanan dengan perahu. Pada tahun 1979, sebuah jaringan jalan mencapai daratan timur laut dan yang diizinkan. Kebun ditanam di belakang khlongs. Pada tahun 1987, jalan diperluas ke hampir semua wilayah. Beberapa kebun diganti oleh townhouse, dan sebagian besar sawah ditinggalkan. Pada tahun 1995, banyak kolam muncul. Beberapa dari mereka adalah ikan tambak. Jalan-jalan mencapai bagian belakang rumah-rumah khlong, dan townhouse menempati banyak ruang.
Perubahan penggunaan lahan di situs khlong TIDAK TERATUR DAERAH SELATAN
Pada tahun 1967, sebagian besar wilayah terdiri dari sawah kecil. Kompleks khlong dan rumah-rumah khlong yang tersebar ditemukan. Pada tahun 1979, sebuah daerah pemukiman yang tidak direncanakan mulai menyebar dari barat. Jalan itu meluas ke timur, dan pada 1987 jaringan jalan itu rumit dengan banyak jalan buntu dan sempit. Wastelands ditemukan di beberapa bagian. Pada tahun 1995, sebagian besar sawah telah ditinggalkan dan pembangunan townhouse berskala besar dan perumahan luas telah dimulai.

Jadi, di situs khlong linear utara, proses pengembangan dominan adalah dari sawah besar (kadang-kadang dengan cara kebun) ke townhouse. Namun, di daerah selatan yang tidak teratur, proses dominasi adalah dari sawah-sawah kecil ke bangunan-bangunan individual atau perumahan kumuh, dan itu dimulai lebih awal.

3. Asosiasi ketingginan lahan dan penggunaan lahan saat ini
pada Gambar disamping adalah statistik, tetapi mampu mencerminkan situasi lapangan. Contoh, tidak ada perbedaan dalam landlevel antara rumah-rumah khlong dan kebun-kebun buah, sedangkan ada perbedaan antara pulau dan lahan perkotaan, yang mendukung kesimpulan bahwa kebun dimulai di sekitar rumah-rumah biasa.


4. Perhitungan melalui transek
Empat tipikal transek ditunjukkan pada Gambar disamping. Angka-angka ini menunjukkan bahwa petani lokal telah merespon praktisi, atau ahli untuk banjir melalui transformasi bentuklahan, mengendalikan aliran air delta. Karena banjir pada delta benua adalah aliran lembaran, dan arus masuk dan arus keluar relatif bertahap, para petani lokal dapat mengelola tingkat air di setiap ladang dengan menggunakan sistem pemompaan irigasi swasta. Para petani di lokasi penelitian kami mengatakan bahwa mereka memompa air dari tanah mereka ke khlong sesegera mungkin ketika banjir tiba. Bahkan, tingkat air dari khlongs lebih tinggi daripada sawah atau kolam ikan.

5. Estimasi volume transformasi bentuk lahan
Pertama, menghitung total volume transformasi bentuk lahan, atau material yang dibawa ke area studi, selama setengah abad terakhir. Area perubahan penggunaan lahan dihitung dengan melapisi dua peta penggunaan lahan dan rata-rata level lahan untuk setiap penggunaan lahan. Survei lapangan menunjukkan bahwa kedalaman kolam adalah 1,5 m dan panjangnya adalah 2,5 m. Akibatnya, volume transformasi bentuk lahan dihitung sebagai 3,2x107 m3, setara dengan 64 km2 dari daerah genangan ke kedalaman rata-rata 50 cm.
Kedua, kami menghitung perubahan volume pada dua situs sampel dengan cara yang sama. Untuk membandingkan dua situs, kami menstandarisasi volume per kilo meter persegi. Volume transformasi bentuklahan di situs khlong linear utara lebih besar daripada di situs selatan selatan pada setiap periode.

Pengaruh penggunaan lahan pertanian masa lalu pada penggunaan lahan perkotaan hadir
Adanya pengaruh dari pertanian masa lalu, yang dimana punggungan perbatasan dari sawah sering berubah menjadi jalan yang sempit dan dan saluran irigasi dapat digunakan secara langsung sebagai rute drainase perkotaan. Di situs system linear khlong, jaringan jalan relative berkelanjutan dan baik terorganisir karena grid asli lahan pertanian, sedangkan sebaliknya sistem khlong yang tidak teratur menjadi jalan sempit dan buntu.
Selain itu ada pengaruh kepada ukuran dan bentuk bidang tanah bagian sistem linear khlong relatif mampu dibentuk menjadi perumahan besar perkotaan sedangkan sebaliknya malah menjadi kumuh dan tidak mampu mejadi perumahan besar

HUBUNGN ANTARA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DAN TRANSFORMASI BENTUK LAHAN

Petani lokal cenderung melakukan diversifikasi lahan pertanian dari sawah yang luas ke kebun dan kolam ikan. Beberapa di konversi menjadi kebun dan beberapa menjadi townhouse, membangun rumah diatas kebun lebih ekonomis daripada membangun diatas sawah. Dengan demikian perubahan penggunaan lahan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Transformasi bentuk lahan yang inheren terhadap banjir

Perbandingan komparatif dari volume transformasi bentuk lahan
Tampak bahwa tingginya laju transformasi bentuklahan di Bangkok hanya terjadi dalam komunitas lokal. Volume transformasi telah dibatasi secara historis oleh kehadiran penggalian kolam dan perbankan untuk kebun dan rumah

Pengaruh urbanisasi cepat baru – baru ini pada situasi banjir
Urbanisasi meningkatkan volume transformasi bentuk lahan yang telah menurunkan kapasitas untuk menyimpan banjir dan diversifikasi lahan pertanian membuat air banyak dilepaskan ke khlong

Perencanaan lanskap untuk banjir
Ketinggian air di khlongs dikelola oleh pemerintahan Thailand, mereka telah menciptakan greenbelt sebagai daerah retensi air banjir dalam perencanaan penggunaan lahan. Namun ini akan lebih efektif apabila dibuat zonasi pemanfaatan campuran namun tetap menjaga fungsi greenbelk tersebut dan melakukan batasan transformasi lahan. Selain itu juga pengembang perumahan wajib membuat taman air disesuaikan dengan luas lahannya.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa penggunaan lahan perkotaan hadir terkait dengan pola masa lalu pertanian penggunaan lahan, atau sistem kanal, ukuran dan bentuk bidang tanah. transformasi bentuk lahan melekat baik dalam diversifikasi lahan pertanian dan pembangunan tempat tinggal perkotaan. Perubahan penggunaan lahan memiliki kedua komponen horisontal dan vertikal, yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-Macam Skala Peta

PENILAIAN RESIKO GEMPA BUMI BLIDA (ALJAZAIR) MENGGUNAKAN GIS

PENGGUNAAN GIS DALAM BENTUK 3D UNTUK MENGANALISIS BANGUNAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA